Tampilkan postingan dengan label Nurdin. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Nurdin. Tampilkan semua postingan

Inilah Cara Terakhir Menurunkan Nurdin Halid Dari Ketum PSSI

type='html'>

Nurdin Halid kini seperti menjadi musuh bersama pecinta sepakbola. Dia dihujat, dimaki-maki, didemo, fotonya diinjak-injak juga dibakar. Pendek kata publik pecinta sudah tidak menginginkan Nurdin Halid lagi. Nurdin harus segera menyingkir dari PSSI karena dinilai sudah gagal total dan memiliki dosa yang lengkap.
Tapi Nurdin tidak peduli. Saat kantor PSSI diduduki ribuan suporter yang menginginkan dia tidak lagi memimpin PSSI, Nurdin menyepi di kampung halaman. Meski digempur sana-sini mantan terpidana korupsi minyak goreng dan gula itu tetap tidak mau mundur. Ia menghalalkan segala cara agar tetap bercokol di PSSI.
Mengapa Nurdin ngotot tidak mau lengser dari PSSI? Apa keuntungan yang diperoleh Nurdin sehingga tidak mau melepaskan jabatan yang sudah dua kali digenggamnya itu?
Beberapa kolega Nurdin di PSSI yang ditemui detikcom mengatakan, mereka hanya bisa pasrah dengan sikap ngotot Nurdin. Soalnya mereka sudah berulangkali memberi pandangan tapi Nurdin tetap ngotot dengan sikapnya. “Dia bilang akan menghadapi sendiri desakan mundur terhadap dirinya,” jelas salah satu pengurus PSSI yang enggan disebutkan namanya.
Desakan mundur Nurdin sebenarnya sudah terjadi sejak Agustus 2007, saat ia divonis dua tahun penjara akibat tindak pidana korupsi pengadaan minyak goreng. Saat itu Jusuf Kalla, yang menjabat sebagai Wakil Presiden, Ketua KONI,dan bahkan FIFA sempat menekan Nurdin untuk mundur. FIFA bahkan mengancam untuk menjatuhkan sanksi kepada PSSI jika tidak diselenggarakan pemilihan ulang ketua umum.
Akan tetapi Nurdin tetap saja tidak mau mundur. Dia tetap menjalankan PSSI dari balik jeruji penjara. Mengapa Nurdin bisa sengotot itu?
sikap Nurdin tersebut lantaran ada dukungan dari Nirwan Bakrie, adik kandung Aburizal Bakrie, yang menjabat sebagai Wakil Ketua Umum PSSI. “Nirwan waktu itu bilang kasihan Nurdin. Dia sudah tidak punya kerjaan lagi. Kita sebaiknya membantu teman yang lagi kesusahan,” jelas sumber tersebut menirukan ucapan Nirwan.
Sosok Nirwan di PSSI memang sangat dihormati. Pasalnya, sejak tahun 1980-an keluarga Bakrie telah banyak membantu keuangan PSSI yang kembang kempis. Jangan heran kalau pernyataan Nirwan itu seakan menjadi perintah bagi seluruh pengurus PSSI untuk tetap mempertahankan Nurdin.
Nirwan yang merupakan pemilik Klub Pelita Jaya, masih menurut sumber tersebut, sangat membutuhkan sosok Nurdin. Lantaran pria kelahiran Watampone, Sulawesi Selatan, itu, dianggap sanggup bekerja 24 jam dalam mengurus PSSI.
Karena interesnya terhadap Nurdin, sampai-sampai Nirwan tidak mempedulikan omongan orang-orang di luar maupun di lingkungan PSSI terhadap Nurdin. Begitu juga dengan tudingan prestasi PSSI remuk saat dipegang Nurdin.
Namun menurut Apung Widadi peneliti ICW yang tergabung dalam Save Our Soccer, kiprah Nurdin di PSSI bukan sekadar dia tidak punya pekerjaan lain. Sebab dengan menjabat Ketua Umum PSSI, Nurdin bisa memperoleh banyak uang.
Menurut Apung, untuk tahun 2011 saja, PSSI dapat dana Rp 90 miliar dari APBN, dari FIFA itu US$ 300 ribu (pembagian keuntungan penyelenggaraan Piala Dunia 2010, lalu sponsorship Rp 45 miliar. “Selama ini kan PSSI tidak pernah transparan dalam mempertanggungjawabkan anggaran sehingga mudah untuk Nurdin mengkorupsinya,” ujar Apung.
Mantan pengurus PSSI zaman Agum Gumelar yang kini menjadi pengamat sepakbola, Tondo Widodo mengamini Nurdin mendapatkan keuntungan materi yang besar sehingga tidak mau lengser. “Uang PSSI itu kan sangat besar, miliaran, dari APBN, FIFA, sponsorship yang masuk kan sangat besar. Kita semua pasti tahu siapa yang berkecimpung dalam gula pasti tangannnya kecipratan gula,” urai Tondo.
Tondo menilai ada masalah besar yang membuat Nurdin tidak akan pernah rela melepas jabatannya. Masalah tersebut yaitu perjudian. Sudah bukan rahasia lagi selama ini bila kompetisi atau liga di bawah PSSI bisa diatur siapa pemenangnya. “Ada sesuatu yang besar di belakang ini yang sangat menguntungkan barangkali itu judi atau apa,” kata mantan pengurus PSSI itu.
Selain masalah uang, Nurdin emoh digulingkan juga demi keuntungan politik. Kubu Nurdin telah menyelewengkan PSSI dari alat perjuangan bangsa menjadi alat perjuangan partai. Massa bola sangat besar jadi tidak heran bila dijadikan rebutan parpol. Dengan tetap menggenggam PSSI, Nurdin pun untung secara politik. “Nurdin telah membuktikan selama ini dia loyal terhadap atasan di partai. Kemana-mana dia mengatakan keberhasilan Timnas adalah keberhasilan Golkar. Dia ngotot karena dia ingin PSSI
akan tetap seperti itu, menjadi alat partai,” ujar Tondo.
Sayangnya keuntungan besar yang dinikmati Nurdin tidak diimbangi prestasi yang besar. Sebaliknya Nurdin justru memiliki setumpuk dosa sehingga sudah selayaknya ditumbangkan. Selain mantan narapidana, berdasarkan catatan ICW, Nurdin terkait sejumlah kasus korupsi lainnya. Nurdin dinilai terkait suap pemilihan Miranda Goeltom sebagai Deputi Gubernur Senior (DGS) Bank Indonesia (BI), Oktober 2010 lalu. Dalam kasus DGS BI nama Nurdin disebut dalam kesaksian Hamka Yandhu di Pengadilan Tipikor. Hamka saat itu menyebut Nurdin menerima uang sekitar Rp 500 juta dalam kasus ini.
Selain itu juga kasus korupsi dana (APBD) Samarinda untuk klub Persisam juga diduga menyeret Nurdin. Dia dituding ikut menikmati uang hasil korupsi dari terpidana 1 tahun mantan GM Persisam Putra Samarinda, Aidil Fitri.
Keterlibatan Nurdin dan Presiden Direktur PT Liga Indonesia Andi Darussalam dibeberkan Ketua Majelis Hakim yang menyidang Aidil, Parulian Lumbantoruan, di Pengadilan Negeri Samarinda. Hakim menyebut Nurdin dan Andi masuk dalam 35 daftar pembayaran fiktif yang dilakukan Aidil dengan total pembayaran Rp 1,78 miliar.
Aidil sendiri divonis 1 tahun penjara lantaran terbukti korupsi Rp 1,78 miliar dana APBD Samarinda tahun anggaran 2007/2008. Hakim menyebutkan dana miliaran rupiah itu, antara lain mengalir ke Nurdin Rp 100 juta dan Andi Rp 80 juta.
Dengan dua kasus tersebut Nurdin menjadi daftar incaran KPK. Bisa-bisa Nurdin kembali masuk penjara bila KPK sudah menetapkannya sebagai tersangka. “KPK akan memeriksa Nurdin sebelum kongres digelar,”
Sementara bagi pengamat sepakbola Budiarto Shambazy, dosa Nurdin Halid sudah lengkap. Dosa pertama, sebenarnya Nurdin Halid kan sudah dua periode dikasih kesempatan memimpin PSSI, tapi gagal total. PSSI di bawah Nurdin tidak menyumbangkan satu medali pun. Prestasinya jauh terpuruk dibandingkan waktu ketua umum sebelumnya. Misalnya Kardono berhasil menyumbangkan satu medali emas saat SEA Games tahun 1987, Azwar Anas menyumbangkan satu medali emas di SEA Games juga. Nah, Agum Gumelar tidak berprestasi, tapi dia berjiwa besar tidak mau mencalonkan diri lagi. Tapi Nurdin Halid sudah dua periode tidak ada satu medali pun yang diperoleh Timnas PSSI.
Dosa kedua, selama ini dalam Kompetisi Liga Super Indonesia (LSI) semakin terpuruk. Baik secara kualitas, banyak suap, banyak yang ngatur skor, banyak wasit tidak becus, banyak kerusuhan. “Artinya dosanya sudah lengkap atau sudah tidak boleh mencalonkan diri lagi,” ungkap Budiarto.
Dengan dosa demikian lengkap, sikap ngotot pengurus PSSI untuk mempertahan Nurdin membuat masyarakat kesal. Publik tahu bahwa upaya normal saja tidak akan bisa menggusur Nurdin dari PSSI. Sebab para pengurus terlihat semakin merapatkan barisan. Kini yang bisa dilakukan para penggemar sepakbola hanya memberikan tekanan berupa aksi demo dan lewat media massa. “Cara ini bisa berhasil bisa tidak. Tapi kita main kuat-kuatan stamina saja. Sampai kapan anak-anak itu akan kuat,” jelas Tondo Widodo.
Bila cara ini tidak berhasil, Tondo berharap, Arifin dan Goerge Toisutta bisa lolos. Sehingga akan ada persaingan di kongres PSSI 26 Maret mendatang. “Santet saja kalau nggak ada cara lain lagi,” pungkas Tondo yang lantas tertawa.

Sumber : http://lubang-kecil.blogspot.com/2011/02/nurdin-akan-di-santet-kalo-tidak-mundur.html
Tag : , , , , ,

Kalau Mubarak Saja Mau Mundur, Kenapa Nurdin Tidak? Sumber: Kalau Mubarak Saja Mau Mundur, Kenapa Nurdin Tidak? - Yafi Blog http://yafi20.blogspot.co

type='html'>

Seperti dilansir di berbagai media masa pekan lalu atas desakan berbagai pihak Hosni Mubarak menyatakan tidak akan mencalonkan lagi sebagai Presiden Mesir di pemilihan bulan September tahun ini, dan tak lama berselang Presiden yang kini telah dituntut oleh sebagian besar rakyatnya untuk mundur itu pun mengundurkan diri dari Partai Nasional Demokrat yang kini berkuasa, walau dirinya masih keras kepala tidak mau meletakan jabatan sebagai Presiden dengan alasan menjaga kondisi akan semakin buruk bagi Mesir.

Kesamaan Mubarak dengan Nurdin Halid, walau banyak yang menuntut mundur namun keduanya teguh untuk tidak mundur, hanya saja Mubarak sudah mengindikasikan tidak akan mencalonkan dalam pemilihan mendatang sementara Nurdin Halid tetap maju terus pantang mundur

Kesamaan Mubarak dengan Nurdin Halid, walau banyak yang menuntut mundur namun keduanya teguh untuk tidak mundur, hanya saja Mubarak sudah mengindikasikan tidak akan mencalonkan dalam pemilihan mendatang sementara Nurdin Halid tetap maju terus pantang mundur

Namun agaknya tekanan dari dalam dan luar negeri rupanya membuat Mubarak sedikit berubah sikap walau hal itupun belum memuaskan para demonstran yang menuntutnya mundur karena dinilai gagal membawa kesejahteraan bagi rakyat mesir saat dirinya memimpin selama 30 tahun.

Lain di mesir lain di Indonesia, lain politik lain sepak bola, walau demikian ada sedikit yang mirip yaitu tentang bersikerasnya ketua PSSI Nurdin Halid untuk tetap menjabat sebagai Ketua Umum PSSI, walau banyak tuntutan pada dirinya untuk mundur. Bahkan hingga detik inipun belum ada pernyataan sikap dari Nurdin untuk legowo tidak mencalonkan kembali dalam pemilihan Ketua Umum PSSI periode depan. Ada pa dengan PSSI?

Munculnya nama Nurdin Halid dalam daftar bakal calon Ketua Umum PSSI menimbulkan pertanyaan. Pertanyaannya masih sama: “Bolehkah seseorang yang pernah tersandung kasus hukum dicalonkan lagi?” PSSI tadi sore mengumumkan daftar bakal calon orang-orang yang bakal menduduki komite eksekutif untuk periode 2011 sampai 2015. Dalam pengumuman itu disebutkan juga mereka-mereka yang menjadi bakal calon Ketua Umum PSSI.

Nama Nurdin muncul, ditemani George Toisutta dan Nirwan Bakrie. Tapi Nurdin mendapatkan suara terbanyak dari para pengusul. Ia mendapatkan 81 suara, sementara George hanya 12 dan Nirwan cuma dua. Tapi, bukan berarti Nurdin otomatis langsung menjadi ketua umum lagi. Daftar bakal calon Ketua Umum PSSI itu bakal diverifikasi dan divalidasi lagi oleh tim verifikasi khusus yang diketuai oleh M. Zein.

Tim itu akan bekerja mulai tanggal 7 Februari hingga 14 Februari, baru pada tanggal 15 mereka menyerahkan nama-nama yang bisa dicalonkan menjadi Ketua Umum PSSI. Pertanyaan lain pun muncul: dengan latar belakang dirinya yang pernah tersandung kasus hukum, validkah Nurdin untuk kembali dicalonkan menjadi Ketua Umum PSSI? Ini adalah pertanyaan sederhana. Gampangnya, lagi-lagi, ini masalah moral.

“Kita belum sampai ke ranah itu. Kita baru dapat berkasnya hari ini dan baru menyusun time table. Nanti akan kita verifikasi sesuai statuta,” ujar juru bicara tim verifikasi, Gusti Randa, kepada wartawan. Gusti pun menjawab lagi, untuk batas bakal calon ketua umum, siapa pun bisa saja. “Siapa pun bisa menjadi bakal calon ketua umum PSSI,” tegasnya.

Lalu bila melihat secara historis sedari dulu terpilihnya Nurdin Halid sebagai Ketua PSSI terpilih secara aklamasi dengan mulus dan bebas hambatan, dan kini peta pemilihan yang mayoritas mengarah padanya, akan bisa di prediksi bakal sama kejadiannya dengan periode-periode sebelumnya. Lalu siapakah sebenarnya konstituen PSSI? apakah tidak akan lebih baik induk organisasi sepak bola tersebut bisa diregenerasi pada wajah-wajah baru yang diharapkan bisa membawa iklim olah raga sepak bola lebih baik lagi di tanah air juga punya reputasi dunia?



Sumber : http://yafi20.blogspot.com/2011/02/kalau-mubarak-saja-mau-mundur-kenapa.html
Tag : , , , , , , ,
 
© You Must Know!!!!! | All Rights Reserved